Teori Belajar dalam Perspektif Islam



1. Arti penting memori dan ilmu pengetahuan
Islam menurut Yusuf Al Qardhawi (1984) adalah akibat yang berdasarkan ilmu pengetahuan bukan berdasarkan penyerahan diri yang membabi buta. Hal ini tersirat dalam firman Allah :
فَاعْلَمْ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ
“Maka ketahuilah bahwa tidak ada tuhan kecuali Allah” (Muhammad : 19)
Selanjutnya, berikut ini penyusunan kutipan firman-fiman Allah baik secara Eksplisit maupun Implisit mewajibkan seseorang itu untuk belajar agar memperoleh ilmu pengetahuan :



a. Allah berfirman dalam surat Al-Zumar ayat 9 yang berbunyi :



قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُولُو الْأَلْبَابِ
“Katakanlah : apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui? Sesungguhnya hanya orang-orang berakallah yang mampu menerima pelajaran”



b. Surat Al-Isra’ ayat 36 :



وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا
“Dan janganlah kamu membiasakan diri daripada apa yang tidak kamu ketahui, karena sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan daya nalar pasti akan ditanya mengenai itu”
Perintah belajar diatas, tentu saja harus dilaksanakan melalui proses kognitif dalam hal ini, system memori yang terdiri atas memori sensasi, memori jangka pendek dan memori jangka panjang berperan sangat aktif dan menentukan berhasil atau gagalnya seseorang dalam meraih pengetahuan dan keterampilan.



2. Alat Psiko- Fisik untuk belajar
Islam memendang uman manusia sebagai makhluk yang dilahirkan dalam keadaan kosong, tak berilmu pengetahuan, namun Tuhan memberikan potensi yang bersifat jasmaniah dan rohaniah untuk belajar dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi demi kemaslahatan umat itu sendiri.
Adapun alat-alat yang bersifat psikis seperti mata dalam hubungannya dengan kegiatan belajar merupakan subsistem yang satu sama lain berhubungan secara fungsional sebagaiman firman Allah dalam Q.S An-Nahl ayat 78 :
وَاللَّهُ أَخْرَجَكُمْ مِنْ بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ لَا تَعْلَمُونَ شَيْئًا وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak tahu apa-apa. Dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan daya nalar agar kamu bersyukur”.
Kata Af-idah dalam ayat ini menurut seorang pakar tafsir Al Quran Dr Quraissy Shihab (1992) berarti daya nalar, yaitu potensi atau kemampuan berfikir logis atau kata lain “akal”. Dalam Ibnu Katsir juz 11 halaman 580 Af-idah berarti akal yang menurut sebagian orang tempatnya dijantung (Qalbu). Sedangkan sebagian lainya menyatakan bahwa Af-idah itu terdapat dalam otak (dimagh). 

Comments

Popular posts from this blog

Kurikulum Sebagai Sistem Dan Komponen-Komponen Sistem Kurikulum

PENDIDIKAN PONDOK PESARNTREN HUDATUL MUNA 1 JENES

Sejarah ilmu mantiq