PENDIDIKAN PONDOK PESARNTREN HUDATUL MUNA 1 JENES
A.
Sejarah Pesantren
1.
Latar Belakang Pendiri Pondok
KH. Thoyyib
adalah putra dari KH. Ngiso yang dulunya sebagai imam suro di Jenes yang
terletak di pinggir jalan raya.Beliau KH. Thoyyib lah yang pertama merintis
Pondok Pesantren yang ada di Jenes itu.Beliau dulu setelah beranjak dewasa
merantau ke Singapura kemudian menunaikan ibadah haji ketanah suci dan kembali
ke Indonesia pada tehun 1926 M.
Karena beliau
terkenal sebagai seorang yang bersuara indah dan fasih dalam membaca Al-qur’an
maka H.Marzuki berkeinginan menjodohkan beliau dengan adiknya yaitu Siti
Fatimah. Dan beliau menikah pada tahun 1928 M.
Beliau selain
terkenal dengan suara yang indah dan membaca yang fasih, beliau pun terkenal
sebagai orang yang lemah,lembut,tampan,berwibawa dan berbudi pekarti yang
luhur.Beliau selalu istiqomah dalam membaca wirid ba’da shalat maktubah (Istigfar,
Tahlil, Allahumma Antassalam dst, Al-Fatikah, Ayat Kursi, Tasbih, Tahmid, Takbir,
Tahlil, dan Doa). Dan pada tahun 1954 beliau wafat.
B.
Sejarah singkat pondok pesantren hudatul muna’
Pada tahun 1911
M berdirilah sebuah surau kecil yang berada di sebelah selatan sungai Jenes
yang terletak di pinggir jalan raya, inilah awal munculnya pondok Pesantren
jenes.Pada waktu itu surau kecil ini dipimpin oleh kiai Ngiso.Kiai Ngiso
mempunyai putra bernama KH. Thoyyib.Beliau dilahirkan pada tahun 1890 M di
Dusun Jenes.Ketika beranjak dewasa beliau merantau ke Singapura, kemudian
menunaikan ibadah haji ke tanah suci dan kembali ke Indonesia pada tahun 1926
M.
Mendengar bahwa
di daerah Jenes ada seseorang yang pandai dan fasih membaca Al-qur’an dan Maulid
Al-Barzanji serta berwajah tampan dan kaya,maka H.Marzuki dari Prayungan
Paju Ponorogo, punya inisiatif menikahkan adiknya yang bernama Siti Fatimah
dengan KH. Thoyyib. Pernikahan ini terjadi pada tahun 1928 M. Sejak itulah
beliau mulai membina bahtera rumah tangga dan juga merintis pondok pesantren.Dari
pernikahannya tersebut beliau memiliki delapan orang putra,yaitu
Partimah,Parmiati,Fauzi (meninggal tahun 1939 M), Zaenatin (meninggal tahun
1942 M), Umi Masrikah, Siti Saudah, Masduqi Thoyyib dan Masykuri Thoyyib.Pada
tahun 1930 surau kecil tersebut dijadikan masjid.
Pada tahun 1932
M berdirilah Pondok Pesantren Jenes yang didirikan oleh K.H Thoyyib,dengan
jumlah santri sekitar 40 santri.Beliau terkenal dengan kefasihan dan keindahan
suaranya dalam membaca Al-Qur’an dan Maulid Berzanji, selian itu
beliau juga terkenal sebagai orang yang lemah lembut, tampan, berwibawa dan
berbudi pekerti yang luhur.Beliau selalu istiqomah membaca wirid ba’da sholat
maktubah (Istogfar, Tahlil, Allohumma antassalam dst, Surat al-Fatikah, Ayat
Kursi, Tasbih, Tahmid, Takbir, Thalil dan Do’a ).
Melihat adanya
kekurangan di Pondok Jenes, yaitu belum adanya seseorang yang mengajarkan kitab
kuning, maka H.Marzuki punya inisiatif untuk menikahkan adiknya Siti Fatimah
yang bernama Marfu’ah denagn K.Surat dari Kedung Panji, yang terkenal dengan
kedisiplinannya dalam ilmu fiqh dan juga ketegasannya,yang tak lain adalah
teman H. Marzuki sewaktu di Pondok Kutu. Pernikahannya ini terjadi pada tahun
1936 M. Dari pernikahan ini beliau memiliki seorang putrid yang bernama
Anjarwati. Setelah memliki seorang putrid, Ibu Nyai Marfu’ah wafat,tepatnya
tahun 1939 M.Kemudian pada tahun yang sama K.Surat menikah lagi dengan adik
dari Nyai Marfu’ah yang bernama Siti Ruqoyyah.dengan datangnya K.Surat yang
pandai membaca kitab kuning,maka lengkaplah sudah Pondok Jenes.KH.Thoyyib
mengajar Al-Qu’ran dan Maulid Al-Berzanji,sedangkan K.Surat
mengajar kitab kuningnya.Karena kelemah lembutan KH.Thoyyib dan juga ilmu
tasawufnya yang tinggi,serta keahlian dan ketegasannya K.Surat dalam
mengajarkan kitab kuning,maka Pondok Jenes mampu melahirkan santri-santri yang
berguna bagi Agama,Bangsa dan Negara.
Pada tahun 1944
M,KH. Thoyyib menikahkan putri sulungnya yakni Partimah dengan K.Iskandar adik
dari K.Surat. Maka Pondok Jenes pada tahun ini diasuh oleh 3 kiai. Pada tahun
1951 M, KH. Thoyyib menikahkan putrid ke-2 nya dengan K.Sulaiman.Beliau adalah orang yang membidangi
Al-Quran, serta menjadi imam masjid sampai tahun 1955 M, kemudian menetap di
jl. Kokrosono sampai wafat pada tahun 1999 M. Pada tahun 1954 M, KH. Thoyyib
wafat. Dan berselang dua tahun tepatnya tahun 1956 M, K.Surat juga wafat. Kemudian
perjuangn keduanya dilanjutkan oleh Kyai Iskandar.
Pada tahun 1964
M, Siti Saudah yang merupakan putri ke-6 dari KH.Thoyyib, dinikahkan dengan
KH.Qomarudin Mufti yang berasal dari Kembang Sawit Madiun.Kemudian KH.
Qomarudin Mufti mendampingi K.Iskandar dalam mengasuh Pondok hudatul muna 1.
KH. Qomarudin Mufti adalah penggagas nama HUDATUL
MUNA sebagai nama Pondok Pesantren Jenes.Beliau juga mendirikan Madrasah
Diniyyah sistem klasikal yang diberi nama Madrasah MIFTAHUL HUDA.
Pada tahun 1983
M,K. Iskandar wafat.Kepengasuhan dilanjutkan oleh KH. Qomarudin Mufti.Pada masa
ini,pondok pesantren Hudatul Muna mengalami perkembangan yang pesat,santrinya
berjumlah sekitar 600 santri.Beliau wafat pada tahun 1989 M.Setelah beliau
wafat,kepengasuhan dilanjutkan oleh KH. Masduki Thoyyib,beliau adalah putra
ke-7 dari KH. Thoyyib,sedangkan KH. Sirojudin (menantu KH. Thpyyib) dan KH.
Dawami (menantu K.Surat) sebagi imam masjid sampai sekarang.Pada masa ini
jumlah santrinya sekitar 300 santri. Beliau mempunyai wiridan membaca Surat
Al-Khasr ayat 21-24, setelah membaca Surat Al-Fatikah pada rokaat ke-dua Sholat
Subuh.
Pada masa
kepengasuhannya,beliau membangun asrama santri putra dan putrid.Selain itu
beliau juga mendirikan lembaga pendidikan formal yang berada di bawah naungan
Pondok Pesantren Hudatul Muna,yaitu SMP MA’RIF 2 PO dan SMK WAHID HASIM PO.Beliau wafat pada tahun 2000 M.Setelah
beliau wafat kepengasuhan Pondok Pesantren Hudatul Muna diteruskan oleh
KH.Abdul Qodir,beliau adalah putra menantu dari K.Iskandar.
Pada tahun
2003, Pondok Pesantren Hudatul Muna,dirubah menjadi Pondok Pesantren Putra-Putri
Hudatul Muna 2, yang diasuh oleh K.Munirul Janani,yang merupakan
Putra Pertama dari KH.Qomarudin Mufti.Pada tahun yang sama KH.Abdul Qodir juga
mendirikan sebuah Pondok pesantren putri yang diberi nama Pondok Pesantren
Putri Al-Amin Hudatul Muna.Meskipun demikian keduannya sepakat untuk menjadikan
Syaikh Masykuri Thoyyib sebagai pelindung Pon-Pes Hudatul Muna,dan keduannya
dapat berjalan berdampingan,saling menghormati dan saling menghargai satu sama
lain,tentunya dengan satu tujuan yang luhur,yaitu Li I’lai Kalimatillah. *
----------------------
2.
Sejarah Pendidikan Pengasuh Pondok Pesantren Hudatul Muna 1
KH.Abdul Qodir
adalah sesosok kyai yang tidak lepas dari pendidikan,beliau menggeluti bidang
pendidikan kurang lebih sekitar 42 tahun terhitung dari tahun 1956-1998. Adapun
bangku pendidikan yang pernah beliau singgahi adalah sebagai berikut :
1.
SR 6
tahun lulus pada tahun 1961
2.
MTs
pada tahun 1974
3.
PGA
4 tahun
4.
PGA
6 tahun lulus tahun 1998
5.
Sarjana
S1 di Tribuana lulus pada tahun 1998
3.
Sejarah Masyarakat
Lingkungan
Sebelum Pondok
Pesantren Hudatul Muna berdiri masyarakat Jenes (sekitar Hudatul Muna) bisa
dibilang dengan masyarakat yang awam (masyarakat yang kurang dalam pemahaman
ilmu agama). Kemudian setelah didirikannya Pondok Pesantren Hudatul Muna
keadaan masyarakat ada perubahan,mereka sudah mengetahui berbagai macam ilmu agama
meski tidak begitu faham (handal dalam pemahamannya,akan tetapi sudah bisa
dibilang baik) dalam beragama.Bahkan mereka (para masyarakat sekitar) aktif
mengikuti kegiatan extra kurikulum yang diadakan Pondok Pesantren Hudatul Muna.
Berupa pengajian yang di sediakan untuk para masyarakat setiap hari jum’at
pahing dan pon pada waktu malam dan sore ba’da ashar jam 16.00 – 17.00 WIB, dan
kitab yang diajarkan adalah kitab kuning, adapun pada hari jum’at legi di
laksanakan istighosah oleh seluruh santri di ikuti oleh masyarakat sekitar.
Oleh karena itu
keadaan masyarakat pada saat setelah di dirikannya Pondok Pesantren Hudatul
Muna ada perubahan kearah yang positif. Karena masyarakat iku serta dalam
pengajian dan pensyiaran aga islam di desa jenes kususnya di Pondok Pesantren
Hudatul Muna ini.
C.
Kurikulum Pondok Pesantren Hudatul Muna 1
Sistem
pendidikan yang di terapkan pada Pondok Pesantren ini ada dua kriteria yaitu :
1.
Formal
2.
Non
Formal
Adapun yang di
maksud dengan formal adalah sistem pendidikan yang mengacu pada ujian Negara,di
Pondok Pesantren ini pendidikan formal di laksanakan pada waktu pagi hari
berupa :
1.
MA
Hudatul Muna 1
2.
SMP
Ma’arif Ponorogo
Sedangkan untuk
system non formal yaitu sistem pendidikan yang di laksanakan pada waktu sore
hari dan tidak mengacu pada ujian Negara akan tetapi sistem ini mengacu pada
DEPAG, diantara pendidikan itu berupa :
1.
Madrasah
Ibtidaiyah
2.
Madrasah
Tsanawiyah
3.
Madrasah
Aliyah
Dan kedua
system pendidikan tersebut di laksanakan dalam bentuk klasikal. Selain sistem
di atas Pondok Pesantren ini juga menggunakan sistem :
1.
Sorogan
2.
Wekton
Sistem sorogan
adalah para santri satu persatu menyetorkan di hadapan guru berupa kitab /
Al-qur’an yang mereka balah ( kaji ).Sedangkan system wekton adalah seorang
kyai / ustad / ustadzah membacakan di hadapan para santri sedangkan para santri
memaknai kitabnya masing-masing dari apa yang guru bacakan.Akan tetapi Pondok
Pesantren Hudatul Muna mengikuti kegiatan extra kurikuler,yang kegiatan inin
dibuka untuk masyarakat sekitar.Adapaun kegiatan tersebut adalah
1.
Pengajian
hari Jum’at pahing dan pon seriap malam dan sore ba’da ashar jam 16.00- 17.00
WIB
2.
Istighosah
bersama-sama oleh santri dan masyarakat setiap malam Jum’at legi
D.
Materi Yang Diajarkan Di Pondok Pesantren Hudatul Muna 1
Pondok
Pesantren ini membalah (mengaji) berbagai macam kitab. Sebagai pedoman mereka
untuk kedepannaya. Dan kitab–kitab yang diajarkan mencakup tentang ;
· Al- Qur’an
· Tafsir Al-Qur’an
· Fiqh
· Tauhid
· Nahwu
· Sorof
· Bahasa Arab
Adapun kitab
yang dibalah di Pondok Pesantren Hudatul Muna adalah antara lain ;
· Ta’limul Muta’alim
· Nashoihul ‘Ibab
· Lubabul Hadist
· Tuhfatul Ahbab
· Lamiyatul Afal
· Al-Hikam
· Risalah Quraisiyah
E.
Kompetensi Lembaga
Lembaga Pondok
Pesantren Hudatul Muna maupun Pondok pesantren yang memiliki kopentensi tinggi.
Dari santri-santri yang ada di dalamnya diharapkan kedepannya akan menjadi
seorang yang berakhlakul karimah dan bisa menyesuaikan diri dalam kewajiban (maksudnya
santri bisa memecahkan suatu masalah yang ada dengan dasar yang sudah mereka
dapat)
F.
Visi dan Misi Pondok Pesantren Hudatul Muna
Untuk visi dan
misi Pondok Hudatul Muna begitu baik sekali. Sungguh visi dan misi yang
bermanfaat bagi santri sendiri dan untuk seluruh kalangan luar Pondok Pesantren
itu sendiri adapun visi dan misi adalah ; “ Mencetak anak yang berakhlaqul
karimah, berguna bagi nusa, agama dan bangsa. Dan mampu mengemukakan
kepentingan umum dibawah kepentingan pribadi”. Santri yang mengepukakan
kepentingan ini sangat perlu, karena dengan mementingkannya kepentingan umum
untuk memejukan syiar islam daripada
kepentingan-kepentignan pribadi. Islam akan melesat jauh kedepan yang
mana sekarang ini islam sedang mengalami kemunduran jauh dari masa keemasan
seperti pada masa-masa sebelumnya.
G.
Alumni Pondok Pesantren Hudatul Muna
Pondok
Pesantren Hudatul Muna memiliki santri dari berbagai macam daerah antara lain
dari Pulau Jawa sendiri dan dari Pulau Sumatra. Adapun untuk para alumni–alumninya
pada saat sekarang mereka menetap didaerah-daerahnya masing-masing. Dari para
alumni-alumni tersebut kebanyakan dari mereka dibutuhkan sekali oleh masyarakat
disekitarnya oleh karena itu tidak salah lagi jika mereka menjadi guru atau pun
kyai di daerah tempat tinggalnya masing-masing.Selain itu juga alumi-alumni
santri Pondok Pesantren Hudatul Muna menjadi orang-orang yang dibutuhkan oleh
pemerintah seperti hanya menjadi,
· Lurah
· Camat
· Tentara
· Ketua KUD
· Kontraktor
Sebagai mana
keterangan diatas. Bahwa alumni pesantren tidak hanya bisa jadi guru atau pun
kyai saja akan tetapi merekapun bisa terjun menjadi seorang politik yang taat
beragama, yang tidak menyerong kemungkaran dan selalu dalam bimbingan Allah SWT.
Orang Yang seperti inilah yang patut dikembangkan dan diperjuangkan oleh
lembaga-lembaga manapun. Bukan hanya mengejer penguasaan materi saja melainkan
jga adanya sokongan aklak-akhlaq yang mulia. Orang-orang seperti ini yang layak
dijadikan pemimpin sehingga tidak ada yang namanya koruptor.
* Sejarah ini
disusun pada bulan Juli 2010, berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa nara
sumber,diantarannya KH. Dawami (Jenes), KH. Ridwan (Carangrejo, Sampung), K.
Qurdi (Krandegan),K.Djailani (Tamnbak Bayan), KH.Ma’un Thoyyib (Pilang), Serta
kerabat dan anak cucu KH. Thoyyib yang tidak dapat kami sebutkan namanya satu
persatu.
Comments
Post a Comment
bismillahi....