Kurilukum tegnologi



Abad duapuluh ditandai dengan perkembangan tegnologi yang sangat pesat. Perkembangan tegnologi mempengaruhi setiap bidang dan aspek kehidupan, termasuk di bidang pendidikan. Sejak dahulu tegnologi telah diterapkan dalam bidang pendidikan, tetapi yang digunakan adalah tegnologi sederhana seperti penggunaan papan tulis dan kapur. Dalam arti tegnologi system, tegnologi pendidikan menekankan kepada penyusunan program pengajaran atau atau rencana pelajaran dengan menggunakan pendekatan system. Program pengajarn ini bisa semata-mata program system yang dipadukan dengan alat dan media pengajaran.[1] 
Perespektif tegnologi sabai kurikulum ditekankan pada efektifitas program metode dan material untuk mencapai siatu manfaan dan keberhasilan. Tegnologi mempengaruhi kurikulum dalam dalam dua cara, yaitu aplikasi dan teori. Aplikasi tegnologi merupakan suatu rencana penggunaan beragam alat dan media, atau tahapan basis intruksi. Sebagia teori, tegnologi digunakan dalam pengembangan dan evaluasi matrial kurikulum dan instruksional.[2]
Dalam pandangan tegnologi. Kurikulum sebagai proses tegnologi untuk menghasilakan tuntutan kebutuhan kebutuhan tenaga yang mampu membuat keputusan. Penetrapan tegnologi dalam kurikulum dapat dipandang dalam dua cara:
1.      Dalam perencanaan, penggunaan sebagai alat-alat dan media dalam proses intruksional berdasarkan ilmu perilaku (behavioral), misalnya : pengajaran computer, pendekatan system, pengjaran berprogram, dan lainya.
2.      Tegnologi sebagai media dan perosuderal untuk penyusunan, pengembangan dan evaluasi materiil, dan system interuksioal.[3]
Beberapa cirri kurikulum tegnologi anatra lain:
1.      Tujuan. Tujuan diarahkan pada penguasaan kompetensi, yang yang dirumuskan dalam bentuk perilaku. Tujuan yang bersifat umum yaitu kompetensi dirincimenjadi tujuan kusus, yang disebut objek atau tujuan interuksional.
2.      Metode
Metode yang merupakan kegiatan pembelajaran sering di pandang sebagai proses mereaksi terhadap reaksi merangsang-merangsang yang diberikan dan apabila terjadi respon tersebut di perkuat. Tujuan-tujuan telah diberikan sebelumnya. Pengajaran bersifat indifidual, setiap siswa menghadapi serentetan tugas yang harus dikerjakan, dan maju sesuai kecepatan masing-masing. Pada saat tertentu ada tugas yang harus dikerjakan secara kelompak. Setiap siswa aharus menguasia secara tuntas tujuan-tujauan program pengajaran. Pelaksanaan pengejaran mengikuti langkah-lankah  sebagai berikut.
a.       Penegasan tujuan, para siswa diberi panjelasan tentang pentingnya bahan yang harus dipelajari. Sebagai tanda menguasai bahan mereka harus menguasai sercara tuntas tujuan-tujuan dari suatu rerogram.
b.      Pelaksanaan pengajaran. Para siswa belajar secara individual melalui media buku-buku atau elekteronik. Dalam kegiatan belajarnya mereka dapat menguasai keterampilan-keterampilan dasar ataupun perilaku-perilaku yang dinyatakan dalam tujuan program. Mereka belajar dengan memberikan respon secara cepat terhadap persoalan persoalan yang diberikan.
c.       Pengetahuan tentang hasil. Kemajuan siswa dapat diketahui oleh siswa sendiri, sebab dalam model kuerikullum ini umpan balik selalu diberikan. Para siswa dapat langsung mengetahua apa yang mereka kuasai dan apa yang masih harus dipelajari secara seriaus.
3.      Organisasi bahan ajar. Disiplin ilmu atau isi kurikulum banyak di ambil dari disiplin ilmu, tetapi elah diramu sedemikian rupa sehingga mendukung penguasaan suatu kompetisi yang luas atau besar dirinci menjadi bagian bagian atau subkompetensi yang lebuh kecil, yang mengambarkan objektif. Urutan dari organisasi objektif ini pada dasarnya menjadi inti organisasi bahan.
4.      Evaluasi, kegiatan evaluasi dilakukan pada setiap saat, pada ahir suatu pelajaran, suatu unit ataupun semester. Fungsi evaliasi ini bermacam-macam, sebai umpan balik bagi siswa dalam penyempurnaan penguasa suatu satuan pelajar, umpan balik bagi siswa pada ahir suatu perogramatau semester.[4]
Kelemahan kurikulum tegnologi ini adalah kurangnya perhatian pada penerapan dan dinamika inovasi. Model pengembangan ini hanya menekankan pada pengembangan efek-efektivitas produk saja. Sedangkan perhatian untuk mengubah lingkungan yang lebih luas, seperti organisasi sekolah, sikap guru, dan cara pandang msyarakat, sangat kurang.


[1] Nana syaodih sukmadinata, pengembangan kurikulum: teori dan peraktek. Bandung: Remaja rosda karya. 91.

[2] Oemar hamalik. Dasar-dasr pengembangan kurikulum. Bandung: Pt remaja rosdakarya. 148
[3] Hamid syarief. Pengembgan kurikulum. Pasuruan: garoeda buana indah, 26.
[4] Nana syaodih sukmadinata, pengembangan kurikulum: teori dan peraktek. Bandung: Remaja rosda karya. 97.

Comments

Popular posts from this blog

Kurikulum Sebagai Sistem Dan Komponen-Komponen Sistem Kurikulum

PENDIDIKAN PONDOK PESARNTREN HUDATUL MUNA 1 JENES

Sejarah ilmu mantiq