Kurikulim Rekonstruksi sosial



Kurikulum rekonstruksi sosial berbeda dengan model-model kurikulum lainnya. Kurikulum ini lebih memusatkan perhatian pada problema-prolema yang dihadapinya dalam masyarakat. Kurikulum ini bersumber pada aliran pendidikan intruksional. Menurut mereka pendidikan bukan upaya sendiri, melainkan kegiatan bersama, kerja sama, interaksi. Kerja sama atau interaksi bukan hanya terjadi antara siswa dengan guru melainkan juga siswa dengan siswa, siswa dengan orang lain dengan lingkungan sekitar, dan dengan sumberbelajar lainya.[1]
Kurikulum rekonstruksional sosial sangat memperhatikan hubungan kurikulum dengan masyarakat dan politik perkembangan ekonomi. Banyak prinsip kolompok ini yang konsisten dengan cita-cita tertinggi, contohnya masalah hak asasi kaum minoritas, kemempuan dalam intelektual masyarakat umumnya, dan kemampuan menentukan nasib sendiri sesuai arah yang mereka inginkan.[2]
Para ahli rekontruksi sosial memenadang kurikulum harus mampu menolong siswa dengan masyarakat, dengan memberikan keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan untuk mencpai tujuan dan perubahan sosial.[3] Dalam rekonstruksi sosial, guru berperan menghubungkan tujuan peserta didik dengan manfaat local, nasional, bahkan internasional. Peserta didik diharpkan dapat menggunakan minatnya dalam menentukan jawaban atas permasalahan sosial yang dibahas di kelas.[4]
Pendukum kurikulum rekonstruksi sosial ini memberi komitmen yang tinggi pada ide sosial yang dibatasi oleh konsestus sosial. Percepatan kurikulum rekontruksi sosial dapat terjadi ketika para orang tua dan masyarakat terlibat dalam mengajar dan berperan dalam pelayanan sosial. Sebaliknya kurikulum ini akan silit implementasikan pada Negara yang berkonstalasi politik setatus quo.
Kurikulum rekontruksi sosial bertujuan untuk menghadapkan paserta didik pada berbagai permasalahan manusia dan kemanusiaan. Para pendukug kurikulaum ini yakin, bahwa permasalahan yang muncul tidak harus diperhatikan oleh pengetahuaan sosial saja, tetapi oleh didiplin ilmu, termasuk ekonomi, kimia, matematika dan ilmu pengetahuian lain.
Kegiatan kegiatan yang dilakukan dalam kurikulum rekonstruksi sosial anatara lain melibatkan:
1.      Servis kritis terhadap suatu masyarakat
2.      Setudi yang melihat hubungan antara ekonomi local dengan ekonomi nasiona maupun internasional.
3.      Setudi pengaruh sejarah dan kecendrungan situasi ekonomi local
4.      Uji coba kaitan praktik politik dengan perikonomian
5.      Berbagai pertimbangan perubahan politik
6.      Pembatasan kebutuhan masyarakat pada umumnya[5].
Pendidikan dalam konsep kurikulum rekontruksi sosial memiliki pengaruh dan merubah serta member corak baru kepada masyarakat dan kebudayaan. Beberapa ahli pendidikan yang berpendapat pendidikan, sebagai alat rekonstruksi sosial, antara lain:
1.      John dewey memandang pendidkan sebagai alat rekonstruksi yang paling efektif. Pendidikan yang konstruktif sebagai yang memperbaiki mayarakat dan membina masadepan yang lebih baik.
2.      George counts memberikan peranan yang lebih besar lagi kepada pendidikan. Ia berpendapat, pendidikan sanggup dan mengendalikan perubahan sosial.
3.      Othanel smith melihat misi sekolah dengan teknik sosial engineering, pendidikan dapat mengonterol pendidikan sosial. Jika tidak dikendalikan, pendidikan dapat memperbudak  atau menghancurkan manusia.[6]
Pembelajaran yang dilakukan dalam kurikulum rekonsteruksi sosial harus memenuhi tiga criteria berikut, yaitu nyata, membutuhkan tindakan, dan harus mengajarkan nilai.[7] Karakteristik kurikulum rekonstruksi sosial, antara lain:
1.      Tujuan
tujuan kurikulum ini adalah untuk menghadapkan anak didik dengan tantangan-tantangan hidup yang di hadapi manusia.
2.      Metode
Guru, sedapat mungkin, dapat membantu anak didik menemukan minatnya dan para pembuat kurikulum menghubungkan tujuan nasionalatau tujuan dunia dengan tujuan anak didik.
3.      Evaluasi
Evaliasi ditunjukanpada penilaian terhadap kecakapan anak-anak didik dalam menghadapi tujuan tujuan kualitatif kurikulum rekonstruksi sosial. Bentuk evaluasi yang lebih ketat yakni tujuan komperehenship yang diadakn di ahir tahun ajaran.[8]


[1] Nana syaodih sukmadinata, pengembangan kurikulum: teori dan peraktek. Bandung: Remaja rosda karya. 91.
[2] Oemar hamalik. Dasar-dasr pengembangan kurikulum. Bandung: Pt remaja rosdakarya. 146
[3] Hamid syarief. Pengembgan kurikulum. Pasuruan: garoeda buana indah. 24.
[4] Oemar hamalik. Dasar-dasr pengembangan kurikulum. Bandung: Pt remaja rosdakarya. 146

[5] Ibid,
[6] Hamid syarief. Pengembgan kurikulum. Pasuruan: garoeda buana indah, 25.
[7] dasar
[8] Hamid syarief. Pengembgan kurikulum. Pasuruan: garoeda buana indah, 25.

Comments

Popular posts from this blog

Kurikulum Sebagai Sistem Dan Komponen-Komponen Sistem Kurikulum

Sejarah ilmu mantiq

PENDIDIKAN PONDOK PESARNTREN HUDATUL MUNA 1 JENES