Pertumbuhan dan Perkembangan pendidikan



PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
·         Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan
Dalam kehidupan anak ada dua proses yang beroperasi secara continu, yaitu pertumbuhan dan perkembangan. Kedua proses ini berlangsung secara interdepedensi, artinya saling bergantung satu sama lain. Kedua proses ini tidak bisa dipisahkan dalam bentuk-bentuk yang secara pilah berdiri sendiri-sendiri, akan tetapi bisa dibedakan untuk lebih mempermudah penjelasan.
Pertumbuhan berkaitan dengan perubahan kuantitatif yaitu peningkatan ukuran dan struktur biologis. Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak yang sehat, dalam perjalanan waktu tertentu.[1] Pertumbuhan juga dapat diartikan sebagai proses transmisi dari konstitusi fisik (keadaan tubuh atau keadaan jasmaniah) yang herediter dalam bentuk proses aktif secara berkesinambungan.
Hasil pertumbuhan antara lain berwujud bertambahnya ukuran-ukuran kuantitatif badan anak, seperti panjang, berat, dan kekuatanya. Begitu pula pertumbuhan akan mencakup perubahan yang makin sempurna tentang sistem jaringan syaraf dan perubahan-perubahan struktur jasmani lainya. Dengan demikian pertumbuhan dapat juga diartikan sebagai proses perubahan dan proses pematangan fisik.
Perkembangan dapat diartikan sebagai proses yang kekal,dan tetap yang menuju kearah suatu organisasi pada tingkat integrasi yang lebih tinggi, berdasarkan pertumbuhan, pemasakan dan belajar.[2] Secara umum konsep perkembangan dikemukakan oleh Werner (1957) sebagai berikut: perkembangan sejalan dengan prinsip orthogenetis, bahwa perkembangan berlangsung dari keadaan global dan kurang berdiferensiasi sampai ke keadaan di mana diferensiasi, artikulasi dan integrasi meningkat secara bertahap. Proses diferensiasi itu diartiakan sebagai prinsip totalitas pada diri anak; bahwa dari penghayatan totalitas itu lambat laun bagian-bagianya menjadi semakin nyata dan bertambah jelas dalam kerangka keseluruan.
Spiker (1966) mengemukakan dua macam pengertian yang harus dihubungkan dengan perkembangkan, yakni :
·         Ortogenetik, yamg berhubungan dengan perkembangan sejak terbentuknya individu yang baru dan seterusnya sampai dewasa.
·         Filogenetik, yakni perkembangan dari asal-usul manusia sampai sekarang ini.[3]
Jadi dapat disimpulkan bahwa perkembangan lebih dapat mencerminkan sifat-sifat yang khas mengenai gejala-gejala psikologis yang tampak. Sementara pertumbuhan khusus dimaksudkan bagi pertumbuhan dalam ukuran badan dan fungsi fisik yang murni.
Pertumbuhan berarti proses perubahan yang berhubungan dengan kehidupan jasmaniah individu, sedangkan perkembangan merupakan proses perubahan yang berhubungan dengan hidup kejiwaan individu yang perubahan-perubahan tersebut, biasanya melahirkan tingkah laku yang dapat diamati, walaupun tidak bisa diukur seperti yang terjadi pada perubahan jasmaniah.
Karena itu, berbeda dengan pertumbuhan, perkembangan akan berlanjut terus hingga manusia mengakhiri hayatnya, sedangkan pertumbuhan hanya terjadi sampai manusia mencapai kematangan fisik. Artinya, individu tidak akan bertambah tinggi atau besar jika batas pertumbuhan tubuhnya telah mencapai tingkat kematangan.
·         Jenis-jenis Perubahan
1. Perubahan ukuran
Termasuk di sini perubahan fisik dalam tinggi, berat, organ dalam dan sekelilingnya serta perubahan mental dalam memori, penalaran, persepsi, dan imajinasi kreatif.
2. Perubahan proporsi
Dilihat dari sudut fisik terjadi perubahan proposional antara kepala, anggota badan, dan anggota gerak. Misalnya perbandingan antara besarnya kepala dengan anggota badan, semakin bertambah umur, semakin bertambah besar. Sampai pada umur tertentu perbandingan akan menetap, yakni pada usia akhir belasan tahun.
3. Hilangnya ciri lama
Bahasa bayi yang tidak jelas dan kadang-kadang berbicara cedal semakin menghilang dan diganti dengan perkataan yang lebih jelas artinya. Kebiasaan untuk merangkak kalau mengambil sesuatu akan menghilang sesuai dengan meningkatnya kemampuan-kemampuan motorik dan berganti dengan berjalan.
4. Mendapatkan ciri yang baru
Banyak hal yang baru yang diperoleh selama perkembangan sesuai dengan keadaan dan tingkatan/tahapan perkembanganya. Ketika dilahirkan bayi belum mempunyai gigi dan beberapa waktu kemudian ( kalau sudah sampai waktunya atau umurnya ) akan tumbuh gigi tersebut. Dengan demikian bayi memperoleh atau menambah sesuatu yang baru yang sebelumnya belum ada atau belum dimiliki.
·         Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan[4]
·         Faktor yang mempengaruhi perkembangan:
·         faktor hereditas (Pembawaan  sejak lahir)
Bahwa manusia yang baru dilahirkan telah memiliki bakat dan pembawaan, baik karena berasal dari keturunan orang tuanya, nenek moyangnya maupun karena memang ditakdirkan demikian. Manakala pembawaanya baik, baik pula anak itu kelak. Begitu pula sebaliknya, andaikan anak itu berpembawaan buruk, buruk pula pada masa kedewasaanya. Oleh sebab itu, menurut aliran ini, pendidikan tidak dapat diubah dan senantiasa berkembang dengan sendirinya.
·          Faktor lingkungan
Lingkungan akan berpengaruh terhadapnya; sudah pasti tidak mungkin tidak, pendidikan pun dapat membuat anak menjadi baik atau buruk. Pendidikan dapat memegang peranan penting dalam perkembangan anak, sedangkan bakat pembawaanya bisa ditutup dengan serapat-rapatnya oleh pendidikan itu
·         Kematangan fungsi-fungsi organis dan spikis
·         Aktifitas anak sebagai subjek bebas yang berkemauan, kemampuan seleksi,bisa menolak atau menyetujui,upaya emosia,serta usaha membangun diri sendiri
·         Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan :
·         Faktor-faktor yang terjadi sebelum lahir. Seperti kekurangan nutrisi pada ibu dan janin, janin terkena virus, keracunan sewaktu bayi ada dalam kandungan, terkena infeksi oleh bakteri syphilis.
·         Faktor ketika lahir atau saat kelahiran. Faktor ini antara lain intracranial haemorage atau perdarahan pada bagian kepala bayi yang disebabkan oleh tekanan dari dinding rahim ibu sewaktu ia dilahirkan.
·         Faktor yang dialami bayi sesudah lahir, antara lain oleh karena pengalaman traumatik pada kepala,infeksi pada otak atau selaput otak.
·         Faktor psikologis antara lain karena bayi ditinggalkan ibu, ayah atau kedua orang tuanya. Sebab lain ialah anak-anak dititipkan pada suatu lembaga, seperti rumah sakit, rumah yatim piatu, yayasan perawatan bayi, dll.

·         Hubugan pertumbuhan dan perkembangan dengan proses pendidikan[5]
Pertumbuhan yang merupakan suatu  proses perubahan yang berhubungan dengan kehidupan jasmaniah individu, sedangkan perkembangan merupakan proses perubahan yang berhubungan dengan hidup kejiwaan individu yang perubahan-perubahan tersebut biasanya melahirkan tingkah laku yang dapat diamati, walaupun tidak bisa diukur seperti yang terjadi pada perubahan jasmaniah.
Proses pendidikan apabila dikaitkan dengan pertumbuhan dan perkembangan, memiliki pola hubungan yang saling berkaitan dan mendukung satu sama lain. Karena dalam pertumbuhan untuk menuju perkembangan yang efektif perlu berbagai suatu pembelajaran atau pendidikan. Yang sifatnya untuk membagi rata keseimbangan pola kehidupan manusia. Sehingga bertumbuh dan berkembang secara efisien dengan didukungnya suatu pendidikan yang maksimal akan membentuk jiwa yang berkpribadian serta didukungnya berbagai pengetahuan atau pengalaman yang dapat menyeimbangkan hidupnya.




[1]  Elfi Yuliani Rochmah, M. Pd. I. psikologi Perkembangan. (Ponorogo : Stain Press. 2005) hal : 2
[2]  Prof. Dr. Siti Rahayu Haditono. Psikologi Perkembangan. ( Yogyakarta : UGM Press. 1999) hal : 2
[3] Ibid, hal : 72
[4]  Dra. Kartini Kartono. Psikologi Anak .(Bandung : penerbit Alumni.1986) hal : 32
[5] Mastuhu, Dinamika Sistem Pendidikan, Seri INIS XX, (Jakarta : Bulan Bintang. 1994) hal: 29

Comments

Popular posts from this blog

Kurikulum Sebagai Sistem Dan Komponen-Komponen Sistem Kurikulum

Sejarah ilmu mantiq

makalah HADITS TENTANG NIAT MENCARI ILMU