Pertumbuhan Dan Perkembangan
A.
Devinisi
Pertumbuhan Dan Perkembangan
1.
Pengertian
Pertumbuhan
Pertumbuhan manusia dapat diartikan sebagai perubahan kuantitatif
pada material sesuatu sebagai akibat dari adanya pengaruh lingkungan. Perubahan
kuantitatif ini dapat berupa pembesaran atau pertambahan dari tidak ada menjadi
ada, dari kecil menjadi besar, dari sedikit menjadi banyak, dari sempit menjadi
luas, dan sebagainya. Ini tidak berarti, bahwa pertumbuhan itu tidak hanya
berlaku pada hal-hal yang bersifat kuantitatif. Materi dapat terdiri dari
bahan-bahan kuantitatif seperti misalnya atom, sel, kromosom, rambut, molekul
dan lain sebagainya, dapat pula material terdiri dari bahan-bahan kualitatif seperti misalnya
kesan, keinginan, ide, gagasan, pengetahuan, nilai dan lain-lain.
Jadi material itu dapat terdiri dari kualitatif atau kuantitatif.
Kenyataan inilah yang barang kali membuat orang mengalami kesulitan dalam
membedakan antara pertumbuhan dan
perkembangan. Salah satu kelengahan orang adalah yang menyebut pertumbuhan
material kuantitatif sebagai perkembangan.[1]
2.Pengertian Perkembangan
Adapun devinisi
dari perkembangan adalah perubahan, ini tidak bersifat kuantitatif, melainkan
pada segi fungsional. Dari uraian ini, perkembangan dapat diartikan sebagai
perubahan kualitatif dari pada fungsi-fungsi.
Perubahan suatu fungsi di sebabkan
oleh adanya fungsi itu dan di samping itu disebabkan oleh perubahan tingkah
laku hasil belajar. Dari sini kita dapat merumuskan pengertian perkembangan
pribadi, yaitu suatu perubahan kualitatif dari setiap fungsi kepribadian akibat
dari pertumbuhan dan belajar.[2]
Betapapun juga berbeda-bedanya
pendapat para ahli tersebut, namun semuanya mengakui bahwa perkembangan itu
adalah suatu perubahan, perubahan kearah yang maju lebih dewasa. Secara teknis
perubahan tersebut biasanya disebut proses, tetapi apabila persoalan kita
lanjutkan dengan mempersoalkan proses apa, maka disini kita dapatkan lagi
macam-macam jawaban, yang pada pokoknya berpangkal kepada pendirian
masing-masing ahli pendapat atau konsepsi yang bermacam-macam itu pada pokoknya
dapat kita golongan menjadi 3 golongan yaitu:
1.Konsepsi-konsepsi
para ahli yang mengikuti aliran asosiasi.
2.Konsepsi-konsepsi para ahli yang mengikuti aliran Gestalt dan
Neo Gestalt.
3.Konsepsi-konsepsi
para ahli yang mengikuti aliran sosiologisme.[3]
B.
Faktor-faktor
yang Mempengaruhi dan Hubungannya dengan Proses Pendidikan.
1.
Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Pertumbuhan
a.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan seperti kekurangan nutrisi pada ibu dan janin,
janin terkena virus, keracunan sewaktu bayi ada dalam kandungan terkena infeksi
oleh bakteri syphilis.
b.
Faktor
ketika lahir atau saat kelahiran factor ini antara lain intra cranial
haemorage atau pendarahan pada
bagian kepala bayi yang disebabkan oleh tekanan dari dinding rahim ibu sewaktu
ia lahir.
c.
Faktor
yang di alami bayi sesudah lahir. Antara lain oleh karena pengalaman traumatik
pada kepala, [nfeksi pada otak atau selaput otak.
d.
Faktor
psikologis, antara lain karena bayi ditinggalkan ibu, ayah, atau kedua orang
tuanya. Sebab lainnya ialah anak-anak dititipkan pada suatu lembaga, seperti
rumah sakit, rumah yatim piatu, yayasan perawatan bayi.[4]
2.
Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Perkembangan
a.
Faktor
hereditas (bawaan sejak lahir).
Bahwa
perkembangan individu itu semata-mata di tentukan oleh factor-faktor yang di
bawa sejak lahir jadi perkembangan individu itu semata-mata tergantung kepada
dasar. Jika di pandang dari segi ilmu pendidikan tidak dapat di benarkan, sebab
jika benar segala sesuatu itu tergantung pada dasar. Jadi pengaruh lingkungan
dan pendidikan dianggap tidak ada maka konsekuensinya harus kita tutup saja
semua sekolah, sebab sekolah tidak mampu mengubah anak yang membutuhkan
pertolongan.
b.
Faktor
Lingkungan
Perkembangan
itu semata-mata tergantung pada factor lingkungan, sedangkan dasar tidak
memainkan peranan sama sekali.
c.
Faktor
Bawaan dan Lingkungan
Perkembangan
ini semata-mata karena adanya factor yang menopang antara factor lingkungan dan
bawaan (dasar).[5]
C.
Hubungan
Pertumbuhan Dan Perkembangan Dengan Proses Pendidikan
Pertumbuhan yang merupakan suatu proses perubahan yang berhubungan
dengan kehidupan jasmaniah individu, sedangkan perkembangan merupakan proses
yang berhubungan dengan hidup kejiwaan individu yang perubahan-perubahan
tersebut biasa melahirkan tingkah laku yang dapat diamati, walaupun tidak bias
di ukur seperti yang terjadi pada perubahan jasmaniah.
Proses pendidikan apabila di kaitkan dengan pertumbuhan dan
perkembangan, memiliki pola hubungan yang saling berkaitan dan mendukung satu
sama lain. Karena dalam pertumbuhan untuk menunju perkembangan yang efektif
perlu berbagai suatu pembelajaran atau pendidikan yang sifatnya untuk membagi
rata keseimbangan pola kehidupan. Sehingga pertumbuhan dan perkembangan secara
efisien dengan didukungnya suatu pendidikan yang maksimal akan membentuk jiwa
yang berkepribadian serta didukungnya berbagai pengetahuan atau pengalaman yang
dapat menyeimbangkan hidupnya.[6]
DAFTAR PUSTAKA
Kartono, kartini. Psikologi Anak. Bandung: Penerbit Alumni,
1989
Mastuhu. Dinamika Sistem Pendidikan. Jakarta: Bulan Bintang.
1994
Mudzakir, Ahmad. Psikogi Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.
1997
Soemanto, Wasty. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka
Cipta. 1990
Suryabrata,
Sumadi. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2001
[1]
Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan (Jakarta: PT Rineka Cipta. 1999) hal 40-41
[2]
Ahmad Mudzakir, Psikologi Pendidikan (Bandung: Pustaka Setia. 1997) hal 72
[3]
Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
2001) hal 170
[4]
Dra Kartini Kartono, Psikologi Anak (Bandung: Penerbit Alumni. 1986) hal 32
[5]
Ibid hal 177-179
[6]
Mastuhu, Dinamika Sistem Peendidikan ( Jakarta: Bulan Bintang. 1994) hal 29
Comments
Post a Comment
bismillahi....