Pembaharuan Pendidikan Islam


A.    Pengertian Pembaharuan Pendidikan Islam
Pembaharuan identik dengan kata modern, modernisasi, dan modernisme, seperti yang terdapat umpanya dalam aliran-aliran modern dalam islam dan modernisasi. Modern dalam masyarakat barat mengandung arti fikiran, gerakan dan usaha untuk merubah faham-faham, adapt-istiadat, instilusi-inslutusi lama dan sebagainya untuk disesuaikan dengan suasana baru yang ditimbulkan oleh kamajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern.[1]
Jadi dapat disimpulkan bahwa fikiran, gerakan dan usaha untuk merubah system pendidikan islam yang ditimbulkan oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi baru atau modern yang pada garis besarnya terjadi tiga pola pemikiran pembaruan pendidikan islam. Ketiga pola pemikiran itu ialah :
  1. Pola pembaharuan pendidian islam berorientasi pola pendidikan modern
  2. Berorientasi dan bertujuan untuk memurnikan kembali ajaran islam.
  3. Berorientasi pada kekayaan dan sumber budaya masing-masing dan bersifat nasionaliseme.[2]

B.     Landasan Normatif Pembaharuan Pendidikan Islam
Terlepas dari perbedaan pendapat dikalangan dan batasan pembaharuan, sesungguhnya pembahasan islam mempunyai watak dan karakteristrik tersendiri. Gagasan dan ide pembahasan dalam islam muncul sebagai sumber-sumber ajaran islam dalam rangka menghadapi berbagai perubahan social-kultural yang terjadi dalam setiap waktu dan tempat. Dengan demikian pembaharuan dalam islam sesungguhnya memiliki landasan normative teologis dari sumber-sumber ajaran islam itu sendiri. Contohnya dalam QS-Arra’du ayat 11 yang artinya “Allah senantiasa tidak akan merubah kondisi suatu karena sehingga kaum itu sendiri yang merubahnya.”
Dari landasan hukum diatas dapat landasan hukum diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pembaharuan pendidikan islam memang kita harapkan terutama dalam bidang ketaulidan, karena apa. Ialah untuk penanaman seseorang dalam mengenal Allah dan ciptaannya.[3]

C.    Tokoh-tokoh dalam pembaharuan pendidikan islam
  1. Sultan Mahmud II
Pembaharuan pendidikan dengan pola modern mulanya timbul di Turki Usmani pada akhir abad 11 H/ 17M setelah mengalami kalah perang dengan berbagai Negara Eropa timur pada masa itu. Merupakan benih bagi timbulnya usaha sekulavisasi Turki berkembang kemudian dan membentuk Turki Modern. Sultan Mahmud II, adalah pembaharuan pendidikan di Turki. Selain itu Sultan Mahmud II juga mengirimkan siswa-siswanya ke Eropa, untuk memperdalam ilmu pengetahuan dan Teknologi langsung dari sumber pengembangan setelah mereka pulang ke tanah air mereka banyak berpengaruh kepada usaha-usaha pembaharuan pendidikan dari mereka ini pula berkembangan peham sekularisme di Turki yang kemudian diterapkan secara mantap sampai sekarang ini.[4]
  1. Mohammad Ali Pasha
Pola pembaharuan pendidikan yang berorientasi kewilayah Eropa juga nampak juga nampak di Mesir yang tokohnya adalah Mohammad Ali Pasha. Pembaharuan yang dilakukannya diantarannya dengan mendirikan berbagai macam lembaga pendidikan yang meniru system pendidikan dan pengajaran barat. Dilembaga tersebut diajarkan berbagai macam ilmu pengetahuan bahkan untuk memenuhi tenaga pengajaran ia mendatangkan guru dari negara lain. Usaha lain yang dilakukan adalah mendanai dan menggalakkan penerjamahan buku-buku barat kedalam bahasa arab bahkan mendirikan sekolah penerjemah.

  1. Jamaluddin Al-Afghani
Jamaluddin Al-Afghani adalah seorang pemimpin pembaharuan dalam islam yang tinggal dan aktivitasnya berpindah-pindah dari negara satu islam kenegara islam lainnya. Jamaluddin lahir di Afghanistan di tahun 1839 dan meninggal dunia di Isbambul di tahun 1897. ketika berusia dua puluh dua ia telah ditujuh sebagai pembantu bagi pangeran Dosf Muhammad Khan di Afghanistan. Ditahun 1864 ia menjadi penasehat Sher Ahlihan. Beberapa tahun kemudian ia diangkat oleh Muhammad A’zam kahan menjadi perdana menteri. dalam memcampuri urusan politik Jamaluddin terjadi pergolakan yang terjadi antara Afghanistan dengan Inggris tapi pihak Inggris kalah, tapi jamaluddin Al-Afghani’merasa aman kalau ia tidak meneruskan percampuran pergolakan tersebut. Akhirnya ia pergi ke India, tapi di negara ini juga terjadi pergolakan dibawah tangan Inggris. Akhirnya ia memutuskan pergi ke Mesir dan menetap di Cairo. Disini ia mulai persoalan baru dan meninggal dunia Politik dan memusatkan bidang ilmiah dan sastra arab.[5]
  1. Muhammad Abduh
Pembaharuan pendidikan Islam yang terjadi di Mesir juga di gerakkan oleh Muhammad abduh. Ia bermaksud juga memikirkan sekolah-sekolah pemerintah yang telah didirikan untuk dalam lapangan administrasi, militer, kesehatan, perindustrian, pendidikan dan sebagainya. Ke dalam sekolah-sekolah ini, ia berpendapat perlu di masukkan didikan agama yang lebih kuat, termasuk dalamnya sejarah islam dan sejarah kebudayaan Islam atas usahanya didirikanlah Majelis pengajaran tinggi. Dalam bidang ketatanegaraan Muhammad Abduh juga berpendapat kekuasaan Negara harus dibatasi, artinya semua aturan-aturan yang ditentukan oleh negara tidak semua harus dipatuhi kalau kenyataanya menyeleweng.[6]

D.    Tipologi Gerakan Pembaharuan
1.      Konservatif – Tradisional
Pendekatan yang digunakan oleh gerakan pembaharuan islam tipe ini biasanya berusaha mempertahankan tradisi lama tanpa adanya perubahan.
2.      Modernis – Reformis
Berbeda dengan kaum konservatif-tradisionalis, kaum modemis-reformis telah menggunakan pendekatan identifikatif dalam menghadapi taulangan yang dating dari barat dan tuntutan dunia modern. Mereka dengan sikap adoptif rasionalnya berusaha mengaplikasikan islam dalam kehidupan realita yang penuh dengan dinamika perubahan .[7]
3.      Modernis – Sekules
Kaum modernis-sekules adalah mereka yang telah menjadikan sekularisasi sebagai upaya yang perlu dilakukan dalam rangka pembaharuan islam. Gerakan pembaharuan islam yang orientasi idelogisnya modernis sekuler telah menggunakan pendekatan identifikatif iyalah bahwa kebangkitan Islam hanya dapat dilakukan dengan cara identifikasi hal-hal yang datang dari barat apa adanya. Dengan demikian sekularisasi dipandang sebagai sesuatu yang dapat memberikan kebebasan lagi manusia.
4.      Puritan – tunda Mentalis
Dengan menggunakan pendekatan atfirmatif iyalah bermaksud menguatkan keententikan dan keorisinitan Islam, gerakan pembaharuan Islam yang orientasi ideologisnya puritan-fundamentalis telah berusaha memberikan respon terhadap tantangan modernisasi yang dilakukan Barat. Pokok pemikiran dari gerakan ini adalah segala aspek kehidupan kaum muslimin harus di Islamisasikan kembali.

DAFTAR PUSTAKA


Djuhan Widola. Sejarah Pendidikan Islam Klasik ( Ponorogo : LPPI STAIN, 2010).

Nasution, Harun. Pembaharuan dalam Islam Sejarah Pemikiran dan Gerakan ( Jakarta : Bulan Bintang, 1992).

Nizar, Samsul. Sejarah Pendidikan Islam, ( Jakarta : Prenada Media Group, 2008).
Suharto, Toto. Rekontruksi dan modernisasi lembaga Pendidikan Islam ( Yodyakarta : Global Pustaka Utama, 2005.



[1] Harum Nasution, Pembahasan dalam Islam Sejarah Pemikiran dan Gerakan, Jakarta : Bulan Bintang, 1992),11.
[2] Widda Djuhan, Sejarah Pendidikan Islam Klasik ( Ponorogo : LPPI STAIN, 2010), 68.
[3] Toto Suharto, Rekontruksi dan Modernisasi Lembaga Pendidikan Islam ( Yogyakarta : Global Pustaka utama STAIN, 2010), 6.
[4] Wida Djuhan, Sejarah Pendidikan Islam Klasik ( Ponorogo : LPPI STAIN, 2010), 69.
[5] Harun Nasution, Pembaharuan dalam Islam Sejarah Pemikiran dan Gerakan ( Jakarta : Bulan Bintang, 1992), 51.
[6] Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam. ( Jakarta : Prenacla Media Group, 2008), 247.
[7] Toto Suharto, Rekontruksi dan Modernisasi Lembaga Pendidikan Islam. ( Yogyakarta : Global Pustaka Utama, 2005), 11.

Comments

Popular posts from this blog

Kurikulum Sebagai Sistem Dan Komponen-Komponen Sistem Kurikulum

Sejarah ilmu mantiq

makalah HADITS TENTANG NIAT MENCARI ILMU