KONSEP ALIRAN FALSAFAT PENDIDIKAN PRANALISME DAN IMLIKASINYA TERHADAP KURIKULUM PENDIDIKAN
A.
Pengertian
Preanialisme Dan Kurikulum
Preanial berarti
everlasting, tahan lama atau abadi. Dalam sejarah peradaban sejarah manusia
dikenal sebuah gagasan besar (great
ideas) yang tetap menjadi rujukan sampai kapanpun juga. Paham ini mengikuti
faham realism, yang sejalan dengan aristoteles bahwa manusia itu rasional.[1]
Prenialisme
berasal dari kata prenial diartikan sebagi continuing
throughout the whole year atau lasting for a very long time abadi atau
kekeal dapat berarti pula tiada ahir. Dengan demikian esensi kepercayaan filsafat prenialisme telah berpegang pada
nilai-nilai atau norma-norma yang bersifat abadi. Aliran ini mengambil analogi
realita social budaya manusia, jika gejala dari musim ke musim itu dihubungkan
satu dengan yang lainnya seolah-olah benang dengan corak warana yang khas dan
terus menerus sama.
Prenialisme
bersifat “regressive to cultural”
yakni kembali atau mundur kepada kebudayaan masa lampau yang masih ideal.
Prinsip umum yang ideal itu berhubungan dengan nilai ilmu pengetahuan, realita
dan moral yang berperan sebagai pemegang guna bagi keberhasilan pembangunan
kebudayaan pada abad ruang angkasa ini. Karena itu prenialisme memandang
penting terhadap peranan penting pendidikan
dalam proses mengembalikan keadaan manusia sekarang kepada kebudayaan
masa lampau yang dianggap cukup ideal dan telah teruji kehandalannya, dalam
menahan arus cultural lag
(keterbelakangan cultural).[2]
Sedangkan
pengertian dari kulilkulum berasal dari bahsa yunani yang semula digunakan
dalam bidang olah raga, yaitu cure yang berarti jarak tempuh lari , yakni
jarang yang harus di tempuh dalam kegiatan berlari dan kemudian diterapkan
dalam bidang pendidikan.[3]
berdasarkan
pengertian ini, dalam konteksnya dalam dinia pendidiakan, memberio pengerrtian
sebagai “circle of in struction” yaitu suatu lingkaran pengajaran dimana guru
dan murid terlibat di dalammya. Kurikulum menurut pendapat bebrbaggai
pandangan:
a. Dalam
bahasa arab, istilah kurikulum dikenal dengann kata manhaj yang berarti jalan
yang terang atau jalan terang yang dilaui oleh manusaia pada bidang
kehidupannya.[4]
b. Dalam
konteks pendidikan, kurikulaum berarti jalan yang terang yang dilalui oleh
pendidik atau guru dengan peserta didik untuk mengembangkan pengethuan,
keterampilan dan sikap.[5]
c. Kurikulum
menurut hasan langgulung
Kurikulum adalh
sejumlah pengalaman pendidikan kebudayaan,social, olah raga dan kesenian baik
berada di dalam maupun di luar kelas yang dikelola oleh sekolah.
d. Kurikulum
menurut crow:
Rancanan pengajaran
yang isinya sejumlah mata pelajaran yang disusun secara sisitimatis yang di
perlukan sebagau syarat untuk menyelesaikan program tertentu.
e. Kurikulum
menurut beberapa ahli:
Kurikulum adalah
rancangan mata pelajaran bagi suatu kegiatan jejnjang pendidikan tertentu dan
dapat menguasainya seserang dapat dinyatakan lulus dan berhak mendapatkan
ijazah.
f. Menurut pandangan lain, kurikulaum merupakan
kumpulan mata-mata pelajaran yang harus disamapaikan guru atau dipelajari oleh
siswa.[6]
Berdasarkan
pengertian tersebut, dapat di simpulkan bahawa kurikulum itu adalah merupakan
landasan yang digunakan pendidik untuk membimbing peserta didikanya kearah
tujuan pendidikan yang diinginkan melaui akumulasi sejumlah pengetahuan,
ketrerampilan dan sikap mental. Disinilah peran filsafat pendidikan islam dalam
memberikan pandangan filosofis tentang hakekat pengetahuan, keterampilan dan
sikap mental yang dapat dijadikan pedooman dan pembentukan manusia semapurna (al-insal al-kamil)[7]
B.
Implikasi
Aliran Filsafat Prenialisme Terhadap Kurikulum Pendidikan
Kurikulum
menurut kaum prenialis harus menekankan pertumbuhan intelektual siswa pada seni
dan sains. Untuk menjadi “terpelajar secara cultural” para siswa harus
berhadapan dengan bidang-bidang ini (seni dan sains) yang merupakan karya
terbaik dan paling signufikan yang diciptakan manusia.
Kurikulum
berpusat pada mata pelajaran dan cendrung meningkatkan pada: sastra,
matematika, bahasa seni,dan umaniura termasuk sejarah. Kurikulum adalah
pendidikan riberal .[8]semuanya
hendaklah di usahakan supayafungsinya peranannya, yaitu untuk meningkatkan
kecakapan membaca, menulis, berfikir dan berimajinasi. Dengan basis pengetahuan
tersebut, kemajuan siswa ditingkatkan untuk pengembangan intelektual, antara
lain dengan latihan pemecahan masalah, selanjutnya ditingkatkandengan pemaaman
ide-ide nilai-nilai yang masuk dalam bebrbagai bidang.[9]
Setelahh mengetaui
konsep aliran falsafat pendidikan peranalisme maka implikasinya teradap
nkurikulum adalah,pendidikanmencakaup pendidikan agam dan juga reberal (umum).
Menmpatkan pembentukan kecerdasan dan pembentukan tinkah laku inteligen
seseorang. Menanamkan kedisiplinan moral, bersiakap sopan santun, menghormati orang
dewasa dan bersikap patrialisme. Di dalam aliran ini yang berpusat sebagai
pusat pendidikan adalah guru, karena guru berkewajiban untuk mengarahkan dan
menyelengarakan kegiatan belajar-mengajar dikelas.
Tetapi konsep
aliran falsafat pendidikan prenialisme jika diterapkan pada zaman sekarang,
selain kan mengalami dampak yang positif juga akan mengalami dampak yang
negative, karena kurikullum pendidikan pada zaman sekarang tampak semakin luas.
Hal ini disebabkan oleh kemajuan ilmu pengetahuan, tegnologi, kebudayaan, juga
karena semakin bertambahnya bagan yang harus dipikul oleh sekolah. Maka
kurikulum pada zaman sekarang tidak hanya memuat sejumlah mata pelajaran yang
dilakukan di museum, pameran, majalah, televise, radio, computer dan
sebagainya. Dengan cara seprti ini pada siswa dapat terus mengikuti
perkembangan kemajuan apa saja.[10]
[1]
Radja mudyaharadja, falsafat ilmu pendidikan suatu pengantar, (bandung: pt.
remaja rosdakarya, 2002). H. 103.
[2]
Djumiansjah, falsafat pendidikan, (
malang: bayu media publisisng, 2006), h, 185-186.
[3]
Muhaimin, pengembangan kurikulum pendidikan agam islam. (Jakarta: pt. raja
gratindo prada, 2009) h, 4.
[4]
Al-rasyidin-samsul nizar, falsafat pendidikan islam, (ciputat: pt. ciputat
prees, 2005) h, 55-56.
[5]
Muhaimin, pengembangan kurikulum pendidikan agam islam. (Jakarta: pt. raja
gratindo prada, 2009).
[6]
Radja mudyaharadja, falsafat ilmu pendidikan suatu pengantar, (bandung: pt.
remaja rosdakarya, 2002). H. 103
[7]
Ibid, no 4. H, 56-57.
[8]
Radja mudyarahadja,pengantar pendidikan sebuah setudi awal tentang dasar-dasar
pendidikan pada umunya dan pendidikan di Indonesia, (Jakarta: py. Raja grofindo
persada, 2001), h. 164.
[9]
Imamburnabid, dasar-dasar kependidikan memaami makna dan prespektif beberapa
teori pndidikan… h, 36
[10]
Abudin nata, falsaat pendidikan islam.( Jakarta: gaya media pretama, 2005). H,
176.
Comments
Post a Comment
bismillahi....